Submit

Senin, 31 Desember 2012

Indonesia Maju



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna memperkuat armada tempur untuk menjaga kedaulatan NKRI serta menjaga perbatasan RI dengan negara lain, khususnya menyikapi hubungan yang kian memanas dengan Malaysia, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan segera membuat kapal selam tempur. Kapal selam tempur tersebut akan menjadi yang pertama kali dibuat di Indonesia. Setelah berhasil membuat kapal perang terbesar se-Asia Tenggara dengan dilengkapi peralatan tempur canggih, kini Kementerian Pertahanan mulai serius mempersiapkan rencana pembuatan kapal selam yang merupakan alat tempur bawah laut tersebut. Bahkan, Purnomo menjadwalkan kapal tempur dasar laut tersebut akan rampung pada tahun ini. "Pada tahun ini kami akan deklarasikan untuk membangun kapal selam di Indonesia. Kami akan bekerja keras mewujudkannya. Saya, Wakil Menhan, segenap Sekjen, Dirjen di lingkup Kemenhan saat ini sedang mencari satu program, satu master plan bagaimana kami bisa membangun kapal selam di Indonesia," ujar Purnomo saat memberikan sambutannya dalam acara buka puasa bersama di kantornya. Selasa (31/8/2010).

Purnomo juga menjelaskan, hingga saat ini produk-produk hasil industri pertahanan dalam negeri yang terus dikembangkan sudah mendapat respons positif dunia internasional. Karena selain untuk memenuhi kuota persediaan peralatan tempur dalam negeri, peralatan serta kendaraan tempur yang diproduksi nasional juga dipasarkan ke negara lain. Beberapa produk seperti helikopter, pesawat tempur, hingga kapal tempur teknologi canggih serta persenjataan lainnya juga kerap mendapat pujian negara-negara lain. "Beberapa hasil industri pertahanan hingga saat ini memang terus kami pasarkan ke luar negeri," ujar Menhan.



Skema Spaceport Ideal Untuk Wahana Ruang Angkasa

Bogor - Pemerintah Indonesia dan India menjalin proyek kerja sama dalam bidang antariksa. Pembentukan komite bilateral tersebut adalah wujud implementasi dari proyek kerja sama bidang teknologi dan aplikasi antariksa. Kedua tim komite hadir di Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, pertengahan Agustus ini. Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia mengajukan permohonan kepada India untuk memindahkan kepemilikan stasiun TT & C Lapan-ISRO (Lembaga Antariksa India) di Biak, Papua, kepada Indonesia. Kesepakatan tersebut tertuang dalam Rapat Komite Kerja Sama Indonesia dan India yang digelar di Bali, yang ditandatangani Sekretaris Utama Lapan Bambang Koesoemanto dan Direktur ISTRAC (Jaringan Komando dan Tracking ISRO SK Shivakumar.

Keinginan Indonesia tak langsung diamini. Sebab proses perpindahan kepemilikan harus dilakukan di level pemerintahan, yang memakan proses diplomasi antarpemerintah selama dua bulan. Bila disetujui, India akan menyiapkan proposal persetujuan untuk perpindahan stasiun TT & C tadi. Sejalan dengan proses perpindahan kepemilikan satelit, India meminta Indonesia mengembangkan kerja sama di beberapa bidang kedirgantaraan. Di antaranya meliputi identifikasi tempat pembangunan antena TT & C satelit baru dengan ketinggian 40 meter di Biak, pengoperasian stasiun bumi satelit yang dapat dipindahkan, perolehan data satelit penginderaan jauh IRS, Cartosat, dan Oceansat-2.



Perbandingan dengan menara-menara lainnya di dunia:
1. Jakarta Tower (558m) Jakarta, Indonesia
2. Canadian National Tower (553m) Toronto, Kanada
3. Menara Ostankino (540m) Moskow, Rusia
4. Oriental Pearl Tower (468m) Shanghai, Cina
5. Petronas Tower (452m) Kuala Lumpur, Malaysia


Menara seharga Rp.3 Trilyun ini dijadwalkan akan selesai pembangunannya pada tahun 2012.


Menara Jakarta ini sedang dibangun di atas lahan seluas 5.3 Hektar di daerah Kemayoran, Jakarta
Di lengkapi dengan tempat parkir seluas 144.000 m2, cukup untuk 20,000+ mobil.


5 Konglomerat yang menyediakan dana proyek:
35% = Prajogo Pangestu (PT. Tri Polyta Indonesia)
20% = Abraham Alex Tanuseputra (PT Charana)
15% = Jakob Oetama (Kompas-Gramedia)
15% = Sohat Chairil (PT Pasir Putih)
15% = Harun Sebastian (PT Inti Multijaya)

Developer: Steven Tan Lip Goen (PT. Prasada Japa Pamudja)


Para pekerja yang berani membangun gedung pencakar langit itu memang nyalinya besar-besar.

BPPT Suskes Ciptakan Pesawat tanpa Awak 

SAMPIT, suaramerdeka.com - Bukan hanya Amerika Serikat atau Iran saja yang bisa membuat drone atau pesawat tanpa awak. Indonesia ternyata mampu membuat pesawat yang dikendalikan remote control tersebut. "Pesawat buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan dioperasikan pada 2013 mendatang," kata Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta. Hatta menjelaskan selain bisa menjadi pesawat mata-mata, pesawat tersebut nantinya juga dapat dipergunakan untuk pemotretan wilayah dari udara dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Pesawat yang diberi nama Wulung itu memiliki kemampuan terbang selama empat jam tanpa henti, bisa digunakan untuk membuat hujan buatan. Jarak tempuh maksimalnya 70 kilometer, dengan kecepatan jelajah 52-69 knot. Wulung pun bisa dikendalikan dengan jarak 73 kilometer dari 'remote control'. Wulung mampu terbang hingga ketinggian 12 ribu kaki, dan yang sudah diujikan sejauh 8.000 kaki.

BPPT membuat lima pesawat serupa, dan biaya yang dikeluarkan untuk lima pesawat serupa berkisar antara Rp 6-8 miliar. Wulung memakai mesin 2 tak dan untuk mendapatkan tenaga yang optimal, bahan bakar yang dipergunakan adalah pertamax. Bahan material pesawat tanpa awak tersebut menggunakan komposit (komposisi serat kaca, fiber, karbon) sehingga mendapatkan struktur pesawat yang ringan.



































Dengan memasukan alamat email dibawah ini, berarti anda akan dapat kiriman artikel terbaru dari I' m Mr. Budy.com di inbox anda:


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar