Submit

Senin, 31 Desember 2012

0
Kumpulan Body Painting Art

Lukisan Tubuh atau kadang-kadang  di sebut Body painting, adalah bentuk seni tubuh. Tidak seperti tato dan  ini adalah bentuk lain dari seni tubuh, body painting bersifat sementara, dicat ke kulit manusia dengan airbrush atau yang sederhana dengan melukis di tubuh manusia, Body Painting ini hanya berlangsung selama beberapa jam, atau paling beberapa minggu. Tubuh lukisan yang terbatas pada wajah dikenal sebagai lukisan wajah. Body painting juga disebut sebagai (bentuk) tato sementara, skala besar atau full-body painting lebih sering disebut sebagai body painting, sementara pekerjaan yang lebih kecil atau lebih rinci umumnya disebut sebagai tato temporer.

  20



   













Read more - Kumpulan Body Painting Art

0
Indonesia Maju



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna memperkuat armada tempur untuk menjaga kedaulatan NKRI serta menjaga perbatasan RI dengan negara lain, khususnya menyikapi hubungan yang kian memanas dengan Malaysia, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan segera membuat kapal selam tempur. Kapal selam tempur tersebut akan menjadi yang pertama kali dibuat di Indonesia. Setelah berhasil membuat kapal perang terbesar se-Asia Tenggara dengan dilengkapi peralatan tempur canggih, kini Kementerian Pertahanan mulai serius mempersiapkan rencana pembuatan kapal selam yang merupakan alat tempur bawah laut tersebut. Bahkan, Purnomo menjadwalkan kapal tempur dasar laut tersebut akan rampung pada tahun ini. "Pada tahun ini kami akan deklarasikan untuk membangun kapal selam di Indonesia. Kami akan bekerja keras mewujudkannya. Saya, Wakil Menhan, segenap Sekjen, Dirjen di lingkup Kemenhan saat ini sedang mencari satu program, satu master plan bagaimana kami bisa membangun kapal selam di Indonesia," ujar Purnomo saat memberikan sambutannya dalam acara buka puasa bersama di kantornya. Selasa (31/8/2010).

Purnomo juga menjelaskan, hingga saat ini produk-produk hasil industri pertahanan dalam negeri yang terus dikembangkan sudah mendapat respons positif dunia internasional. Karena selain untuk memenuhi kuota persediaan peralatan tempur dalam negeri, peralatan serta kendaraan tempur yang diproduksi nasional juga dipasarkan ke negara lain. Beberapa produk seperti helikopter, pesawat tempur, hingga kapal tempur teknologi canggih serta persenjataan lainnya juga kerap mendapat pujian negara-negara lain. "Beberapa hasil industri pertahanan hingga saat ini memang terus kami pasarkan ke luar negeri," ujar Menhan.



Skema Spaceport Ideal Untuk Wahana Ruang Angkasa

Bogor - Pemerintah Indonesia dan India menjalin proyek kerja sama dalam bidang antariksa. Pembentukan komite bilateral tersebut adalah wujud implementasi dari proyek kerja sama bidang teknologi dan aplikasi antariksa. Kedua tim komite hadir di Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, pertengahan Agustus ini. Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia mengajukan permohonan kepada India untuk memindahkan kepemilikan stasiun TT & C Lapan-ISRO (Lembaga Antariksa India) di Biak, Papua, kepada Indonesia. Kesepakatan tersebut tertuang dalam Rapat Komite Kerja Sama Indonesia dan India yang digelar di Bali, yang ditandatangani Sekretaris Utama Lapan Bambang Koesoemanto dan Direktur ISTRAC (Jaringan Komando dan Tracking ISRO SK Shivakumar.

Keinginan Indonesia tak langsung diamini. Sebab proses perpindahan kepemilikan harus dilakukan di level pemerintahan, yang memakan proses diplomasi antarpemerintah selama dua bulan. Bila disetujui, India akan menyiapkan proposal persetujuan untuk perpindahan stasiun TT & C tadi. Sejalan dengan proses perpindahan kepemilikan satelit, India meminta Indonesia mengembangkan kerja sama di beberapa bidang kedirgantaraan. Di antaranya meliputi identifikasi tempat pembangunan antena TT & C satelit baru dengan ketinggian 40 meter di Biak, pengoperasian stasiun bumi satelit yang dapat dipindahkan, perolehan data satelit penginderaan jauh IRS, Cartosat, dan Oceansat-2.



Perbandingan dengan menara-menara lainnya di dunia:
1. Jakarta Tower (558m) Jakarta, Indonesia
2. Canadian National Tower (553m) Toronto, Kanada
3. Menara Ostankino (540m) Moskow, Rusia
4. Oriental Pearl Tower (468m) Shanghai, Cina
5. Petronas Tower (452m) Kuala Lumpur, Malaysia


Menara seharga Rp.3 Trilyun ini dijadwalkan akan selesai pembangunannya pada tahun 2012.


Menara Jakarta ini sedang dibangun di atas lahan seluas 5.3 Hektar di daerah Kemayoran, Jakarta
Di lengkapi dengan tempat parkir seluas 144.000 m2, cukup untuk 20,000+ mobil.


5 Konglomerat yang menyediakan dana proyek:
35% = Prajogo Pangestu (PT. Tri Polyta Indonesia)
20% = Abraham Alex Tanuseputra (PT Charana)
15% = Jakob Oetama (Kompas-Gramedia)
15% = Sohat Chairil (PT Pasir Putih)
15% = Harun Sebastian (PT Inti Multijaya)

Developer: Steven Tan Lip Goen (PT. Prasada Japa Pamudja)


Para pekerja yang berani membangun gedung pencakar langit itu memang nyalinya besar-besar.

BPPT Suskes Ciptakan Pesawat tanpa Awak 

SAMPIT, suaramerdeka.com - Bukan hanya Amerika Serikat atau Iran saja yang bisa membuat drone atau pesawat tanpa awak. Indonesia ternyata mampu membuat pesawat yang dikendalikan remote control tersebut. "Pesawat buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan dioperasikan pada 2013 mendatang," kata Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta. Hatta menjelaskan selain bisa menjadi pesawat mata-mata, pesawat tersebut nantinya juga dapat dipergunakan untuk pemotretan wilayah dari udara dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Pesawat yang diberi nama Wulung itu memiliki kemampuan terbang selama empat jam tanpa henti, bisa digunakan untuk membuat hujan buatan. Jarak tempuh maksimalnya 70 kilometer, dengan kecepatan jelajah 52-69 knot. Wulung pun bisa dikendalikan dengan jarak 73 kilometer dari 'remote control'. Wulung mampu terbang hingga ketinggian 12 ribu kaki, dan yang sudah diujikan sejauh 8.000 kaki.

BPPT membuat lima pesawat serupa, dan biaya yang dikeluarkan untuk lima pesawat serupa berkisar antara Rp 6-8 miliar. Wulung memakai mesin 2 tak dan untuk mendapatkan tenaga yang optimal, bahan bakar yang dipergunakan adalah pertamax. Bahan material pesawat tanpa awak tersebut menggunakan komposit (komposisi serat kaca, fiber, karbon) sehingga mendapatkan struktur pesawat yang ringan.


































Read more - Indonesia Maju

Minggu, 30 Desember 2012

0
Indonesia Bangga


1. PT.PAL sukses membuat salah satu kapal terbaik di dunia "Star 50" berbobot 50,000 ton. Salah satu Negara yang memesan kapal ini adalah Singapura.



2. Di singapura, gamelan menjadi mata pelajaran wajib di sekolah dasar pada hampir sebagian wilayahnya.




3. Pabrik/manufaktur Mattel (boneka Barbie USA) hanya ada 2 di dunia. Pabrik pertama berada di China dan lainnya adadi Jababeka, Cikarang, Jawa Barat.




4. Brand internasional yang amat prestisius, Gucci, menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya.






5. Mobil terpopuler di Uni Emirat Arab adalah Toyota Kijang Innova yang sepenuhnya diproduksi di Indonesia.



6. Bunga nasional Korea Utara yang amat popular Kimilsungia berasal dari Indonesia dan diberi nama oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno.



7. Tahukah Anda, airbridge –tangga belalai menuju pintu pesawat yang ngetrend di bandara-bandara dunia kali pertama dibuat oleh PT Bukaka, Indonesia.



8. Pejuang HAM legendaris dan bapak pembebasan Negara Afrika Selatan, Nelson Mandela, setelah berhasil menghapus Apartheid di negerinya, mengakui bahwa perjuangannya itu diinspirasikan oleh perjuangan Syekh Yusuf dari Makassar.




9. Tahun 2002, dalam Special Edition TIME magazine on Asian Heroes, penyanyi Iwan Fals menjadi cover fullpage. Begitu juga dengan Aa Gym di tahun 2006 (The Holy Quran).




10. Mobil prestisius, Mercedes Benz, menggunakan knalpot buatan Indonesia, yang pengerjaannya sepenuhnya dilakukan di Purbalingga, Jawa Tengah.




11. Presiden RI ke-3, BJ Habibie adalah pemegang 46 paten di bidang aeronautika dunia.




12. Menara Kuala Lumpur ternyata dirancang oleh putra Indonesia, Ir.Achmad Murdijat alumni ITB.




13. Indofood merupakan produsen mie instan terbesar di dunia.




14. Tas Bagteria made in Indonesia telah dijajakan di berbagai etalase di mall-mall kelas atas di 32 negara di seluruh penjuru dunia. Public figure dunia yang mengenakan produk ini antara lain Paris Hilton, Zara Phillips, Emma Thomson, dan Audrey Tatou.




15. Tiga jenis kopi andalan Starbucks di Seattle, AS, adalah: Sumatera, Java Mocha dan Toraja Coffee. Ketiga jenis kopi ini dipajang di etalase paling depan.





16. Koin Ringgit Malaysia dan passport Malaysia adalah produksi PT PERURI.




17. Seragam serdadu NATO diproduksi oleh PT Sritex, Solo, Jawa Tengah.








18. Kacang dua kelinci (PT Dua Kelinci), menjadi sponsor Real Madrid.




19. Sepatu Adidas bekerja sama dengan salah satu perusahaan sepatu Indonesia dan merupakan satu-satunya perusahaan sepatu yang dipercaya oleh Adidas untuk memproduksi Football Shoes di seluruh dunia.


20. Biji kopi luwak adalah biji kopi termahal di dunia, dan produsennya adalah Indonesia.

21. Jersey dan Jaket Official Manchester United adalah buatan Indonesia.



Read more - Indonesia Bangga

Jumat, 28 Desember 2012

0
Semangat Nasionalisme dan Kearifan Lokal Rakyat Aceh




Dalam konteks nasionalisme, rakyat Aceh mewujudkan sikap nasionalisme tersebut dengan tetap bergabung dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia walau beberapa tahun lalu konflik perpecahan mendera wilayah ini. Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, rasa nasionalisme rakyat Aceh bisa dikatakan jauh lebih besar daripada wilayah-wilayah lain di republik ini. Masih terngiang dalam ingatan kita, bahwa perjuangan rakyat Aceh dalam membela kedaulatan bangsa dari agresi penjajah telah ada sejak abad 16. Saat itu Aceh termasuk salah satu dari lima kerajaan Islam terbesar di dunia, disamping kerajaan Ottoman Turki, Kerajaan Maroko, Kerajaan Isfan di Timteng, dan Kerajaan Agra di India. Aceh pun telah menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan tersebut.

Selama agresi militer Belanda tahun 1947-1948, Aceh tidak pernah ditaklukkan oleh Belanda sekalipun perang terus berkecamuk. Belanda rupanya mengalami trauma atas perang panjang dengan Aceh tahun 1873-1914 yang melahirkan pahlawan-pahlawan Aceh yang gigih seperti Teuku Umar, Panglima Polim, Cut Nyak Dien, dan masih banyak lagi lainnya. Pada agresi militer Belanda tersebut, Aceh membangun pemancar radio Rimba Raya yang disebut pula Radio Indonesia Kutaradja dan Suara Indonesia Merdeka, guna membendung propaganda Belanda melalui siaran Radio Batavia dan Radio Hilversum. Siaran radio Rimba Raya menjangkau seluruh tanah air, Penang, Kuala Lumpur, Manila bahkan hingga ke New Delhi, dan menyuarakan pesan dan berita Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang berpindah-pindah di Pulau Jawa dan Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera Tengah. Bukan hanya pemancar radio, rakyat Aceh juga menyiapkan Kutaradja (kini Banda Aceh) untuk sewaktu-waktu dapat dijadikan sebagai ibukota darurat Republik Indonesia.

Dalam kunjungan ke Aceh tanggal 16 Juni 1948, Presiden Soekarno mengajak rakyat Aceh untuk membeli sebuah pesawat terbang, yang sangat diperlukan untuk kepentingan negara. Di luar dugaan, rakyat Aceh spontan mengumpulkan uang dan tidak kurang 20 kg emas murni, yang cukup membeli dua pesawat jenis Dakota. Bahkan, uang masih tersisa untuk membiayai operasional para duta dan perwakilan Indonesia di luar negeri, seperti Singapura, Penang, New Delhi, Manila, dan PBB. Presiden Soekarno memberi nama pesawat Dakota pertama dengan “Seulawah” RI-001. Pesawat perintis yang mulai beroperasi Oktober 1948 itu merupakan kekuatan pertama Angkatan Udara RI dalam menerobos blokade udara Belanda. Pesawat itu menjadi jembatan udara antara pemerintah pusat di Yogyakarta dengan Pemerintah Darurat di Sumatera Tengah dan Kutaradja (Aceh).

Tidaklah berlebihan ketika Presiden Soekarno saat itu menjuluki Aceh sebagai “daerah modal” karena sumbangan moril dan materil yang begitu hebat untuk mempertahankan Indonesia merdeka dari ancaman pendudukan kembali Belanda. Hal lain yang juga tidak kalah penting adalah kontribusi seorang sastrawan sufistik Syech Hamzah Fansury. Beliau yang merupakan orang pertama yang menulis karya sastra dengan bahasa melayu, yang saat ini menjadi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang merupakan salah satu inti penggerak semangat nasionalisme. Pesawat Seulawah RI dan Bahasa Indonesia merupakan dua hal yang merupakan kontribusi kearifan lokal (local wisdom) masyarakat Aceh dalam perjalanan bangsa Indonesia. Kearifan lokal merupakan kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi, nilai-nilai, etika, cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional untuk mengelola sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya secara berkelanjutan5.

Para pendiri bangsa Indonesia sangat menyadari bahwa bangsa Indonesia ini terbentuk berlandaskan persamaan nasib, persamaan sejarah, persamaan perjuangan, serta persamaan cita-cita yaitu hidup dalam kebebasan, aman, serta adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, berwawasan nasional, bukan berwawasan suku, ras, dan bukan pula berwawasan agama atau golongan. Dalam konteks inilah semangat nasionalisme yang menghargai perbedaan, kemajemukan dan keanekaragaman harus dijunjung tinggi dan ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa, termasuk kepada seluruh individu warga negara Indonesia, baik generasi sekarang, terlebih lagi kepada generasi penerus bangsa Indonesia, agar mereka menyadari hakikat bangsa Indonesia yang besar ini.

Namun demikian krisis multidimensi yang berkepanjangan membawa dampak perubahan tantanan kehidupan sosial bangsa Indonesia, mengakibatkan perubahan perilaku, moral, dan etika masyarakat tertentu dengan merasa paling benar dan menyalahkan masa lalu. Euforia reformasi yang berkepanjangan, cenderung menjadi liar, tanpa memperhatikan norma dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, sebagaimana telah diwariskan oleh nenek moyang kita jauh sebelum generasi saat ini lahir. Arah reformasi telah berbelok, tidak lagi sesuai dengan tujuan semula, sebagaimana slogan awal reformasi yaitu kebebasan, demokraktisasi, hak azasi manusia serta supremasi hukum, bahkan telah menampilkan potret kelabu dengan telah mengakibatkan rendahnya semangat nasionalisme warga negara.

Transformasi dan reformasi secara menyeluruh di segala bidang telah membawa perubahan pola hidup masyarakat Indonesia, yang menuntut kemampuan beradaptasi dalam menerima perubahan yang sangat cepat, namun tetap berpegang teguh pada norma atau kaidah-kadiah tertentu yang diyakini tepat untuk dijadikan sebagai falsafah pandangan hidup, pedoman bersikap, bertingkah laku, dan berbuat dalam mengarungi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian implementasi semangat nasionalisme warga negara saat ini paling tepat dianalisis berdasarkan berbagai aspek dinamis kehidupan, yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan termasuk kearifan lokal dari masyarakat Aceh yang telah keluar dari kemelut dan meretas hidup baru yang lebih damai.

Dari Aspek Idologi

Meskipun ideologi negara kita adalah Pancasila, namun pada era reformasi sekarang ini sebagian cendekiawan dan tokoh mencari-cari identitas sesuai dengan persepsi dan kepentingannya yang sempit, ingin meninggalkan Pancasila dan menjadikan ideologi lain sebagai ideologi bangsa Indonesia. Masyarakat yang majemuk dan berbeda dalam banyak hal, menjadi terkoyak-koyak saling mencurigai dan bahkan saling membunuh, sehingga tidak ada lagi keharmonisan dalam hidup berdampingan.



Pancasila dapat mempersatukan kemajemukan yang ada dan merupakan falsafah serta pedoman hidup bagi seluruh warga negara dengan segala kemajemukannya, serta mampu mengantarkan bangsa untuk mencapai cita-cita bersama. Bagi masyarakat Aceh umumnya agama dan adat merupakan nilai-nilai yang dipegang teguh dalam kehidupan bermasyarakatnya sehari-hari, sejalan dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila.

Dari Aspek Politik 

Budaya berpolitik juga tercermin dari masyarakat Aceh yang merupakan daerah yang pernah dilanda konflik, baik vertikal maupun horizontal. Konflik merupakan hal lumrah yang terjadi dalam kehidupan manusia, dan tidak mungkin dihilangkan. Masyarakat Aceh dikenal sebagai masyarakat yang taat dan menjunjung tinggi agama dan adat. Ditemukan paling tidak empat pola penyelesaian konflik dalam tradisi masyarakat Gampong di Aceh yaitu di’iet, sayam, suloeh dan peumat jaroe. Pola ini merupakan pola penyelesaian konflik yang menggunakan kerangka adat dan syari’at. Oleh karena itu, peran ulama dan tokoh adat menjadi penting dalam penyelesaian konflik di Aceh.

Dari Aspek Ekonomi

Dalam era globalisasi yang bercirikan liberalisasi perdagangan dan persaingan antara bangsa yang semakin tajam, jika segenap permasalahan tersebut tidak segera dibenahi, boleh jadi Indonesia akan semakin terpuruk dan ditinggalkan bangsa-bangsa lain. Begitu juga Aceh, setelah bencana gempa dan tsunami melanda diharapkan terjadi suatu perubahan yang dikehendaki oleh masyarakat Aceh itu sendiri. Kemiskinan semakin meningkat setelah bencana tsunami dan kemudian gempa atau banjir yang datang silih berganti beberapa waktu kemudian memporak-porandakan barang-barang dan kekayaan masyarakat Aceh. Menurut data BPS, laju inflasi yang tinggi di Aceh pada tahun kalender (Januari-Juni) 2008 terjadi di kota Banda Aceh sebesar 7,30 persen dan Lhokseumawe 4,38 persen mengakibatkan daya beli menurun, sehingga masyarakat yang mengidap kemiskinan, sangat mudah untuk kembali terjebak dalam konflik sosial. Salah satu faktor yang melatarbelakanginya adalah karena adanya ketimpangan sosial ekonomi, ketidakadilan dan kemiskinan.

Semangat nasionalisme warga negara yang diharapkan dalam aspek ekonomi adalah dengan cara hidup hemat, cinta produksi dalam negeri, meningkatkan kualitas diri, jeli menangkap peluang, kreatif dalam menciptakan lapangan kerja, mampu mengembangkan dan menciptakan teknologi tinggi dan tidak melakukan praktek korupsi, kolusi, nepotisme dalam bidang perekonomian. Bagi masyarakat Aceh, semangat nasionalisme dengan kearifan lokal rakyatnya dalam membantu perekonomian negara tercermin dari sumbangan dalam bentuk emas di saat negara kita mengalami krisis dan sangat besar kontribusinya dalam pendapatan nasional dari hasil sumber daya alamnya seperti dalam bentuk gas alam, pupuk, hasil perkebunan.

Dalam kesepakatan Helsinki, beberapa keistimewaan yang diperoleh Aceh di bidang ekonomi adalah hak memperoleh dana melalui hutang luar negeri, penguasaan 70% hasil dari semua cadangan sumber daya alam setempat, menikmati perdagangan bebas dengan semua bagian Republik Indonesia tanpa hambatan pajak, tarif maupun hambatan lainnya serta menikmati akses langsung dan tanpa hambatan ke negara-negara asing melalui laut dan udara.

Dari Aspek Sosial Budaya

Era keterbukaan informasi serta pengaruh kemajuan teknologi saat ini berpengaruh langsung pada gaya hidup masyarakat. Apapun yang berasal dari luar negeri dianggap modern dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat, padahal belum tentu sesuai dengan budaya bangsa yang agamis seperti bagi masyarakat Aceh tak mungkin untuk menghilangkan atau merubah identitas mereka. Kearifan budaya merupakan energi potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakan untuk hidup di atas nilai-nilai yang membawa kelangsungan hidup yang berkeadaban. Masyarakat Aceh dikenal sebagai masyarakat yang terikat dengan agama dan nilai adat. Kekentalan nuansa adat dan agama terlihat dalam adagium “Adat bakPoteumeureuhom, Hukom bak Syiah Kuala; Qanun bak Putroe Phang, Reusam bakLaksamana”. Keberadaan ajaran agama dan adat bagi masyarakat Aceh menjadi penting,karena kedua komponen inilah yang menjadi standar perilaku masyarakat sehari-hari. Dimana kearifan lokal masyarakat Aceh dibentuk oleh karakter dan tatacara tradisi meuseuraya (gotong royong).

Dari Aspek Pertahanan Keamanan

Krisis multi dimensi telah menjadikan perekonomian terpuruk, menyebabkan tingkat kriminalitas yang tinggi dan sebaliknya mengakibatkan kemampuan dan mental aparat menjadi rendah. Konflik vertikal maupun horizontal yang terjadi di beberapa daerah telah menyebabkan masyarakat Indonesia saling curiga, bahkan saling membunuh di antara sesama warga bangsa, menandakan bahwa rasa sebangsa, setanah air, rela berkorban demi nusa dan bangsa serta kesadaran bela negara telah hilang. Dalam sejarah adat Aceh diketahui, bahwa konflik yang terjadi dalam komunitas masyarakat gampong, baik yang bersifat individual (internal keluarga), antar individu maupun antar kelompok, diselesaikan dengan bingkai adat dan agama. Pola agama dan adat ini ternyata dapat membawa kepada kedamaian yang abadi dan permanen.

Suatu hal yang patut disyukuri bersama adalah ditandatanganinya Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki tanggal 15 Agustus 2005 yang mengakhiri konflik berkepanjangan di Aceh. Diyakini bahwa dengan kesepakatan ini, maka penyelesaian damai atas konflik tersebut akan menjadi babak baru dalam pembangunan kembali Aceh pasca tsunami untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan.






Read more - Semangat Nasionalisme dan Kearifan Lokal Rakyat Aceh

Kamis, 27 Desember 2012

0
Perancang lambang Garuda Pancasila yang terlupakan




Siapa tak kenal burung Garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila). Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu? Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913. Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab –walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda. Syarif Abdul Hamid Alkadrie menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.

Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi Sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II. Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) berdasarkan konstitusi RIS 1949 dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda. Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran. Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan “over commando” kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA. Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar – karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL. Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat di marah. Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara. Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara.

Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR RIS adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.


Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini. Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974 Rancangan terakhir inilah yang menjadi lampiran resmi PP No 66 Tahun 1951 berdasarkan pasal 2 Jo Pasal 6 PP No 66 Tahun 1951. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak. Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.


Turiman SH M.Hum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak yang mengangkat sejarah hukum lambang negara RI sebagai tesis demi meraih gelar Magister Hukum di Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa hasil penelitiannya tersebut bisa membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara. “Satu tahun yang melelahkan untuk mengumpulkan semua data. Dari tahun 1998-1999,” akunya. Yayasan Idayu Jakarta, Yayasan Masagung Jakarta, Badan Arsip Nasional, Pusat Sejarah ABRI dan tidak ketinggalan Keluarga Istana Kadariah Pontianak, merupakan tempat-tempat yang paling sering disinggahinya untuk mengumpulkan bahan penulisan tesis yang diberi judul Sejarah Hukum Lambang Negara RI (Suatu Analisis Yuridis Normatif Tentang Pengaturan Lambang Negara dalam Peraturan Perundang-undangan). Di hadapan dewan penguji, Prof Dr M Dimyati Hartono SH dan Prof Dr H Azhary SH dia berhasil mempertahankan tesisnya itu pada hari Rabu 11 Agustus 1999. “Secara hukum, saya bisa membuktikan. Mulai dari sketsa awal hingga sketsa akhir. Garuda Pancasila adalah rancangan Sultan Hamid II,” katanya pasti. Besar harapan masyarakat Kal-Bar dan bangsa Indonesia kepada Presiden RI SBY untuk memperjuangkan karya anak bangsa tersebut, demi pengakuan sejarah, sebagaimana janji beliau ketika berkunjung ke Kal-Bar dihadapan tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan anggota DPRD Provinsi Kal-Bar.
Read more - Perancang lambang Garuda Pancasila yang terlupakan

Kamis, 20 Desember 2012

0
Kumpulan Foto-foto Manipulasi


Photo manipulation atau manipulasi foto telah menjadi sebuah bentuk seni yang disukai bahkan dicintai para designer. Dengan teknik ini, tak ada lagi hal yang mustahil. Kita bisa membuat foto hantu dengan sangat mudah, bahkan bisa pula membuat kepala kita terlihat hancur berkeping-keping seperti terkena bom.

Menariknya, semua karya tersebut dapat Anda hasilkan dengan cara menggabungkan stock image dan mengeditnya dengan berbagai program aplikasi design, seperti Photoshop. Jangan ditanya lagi seberapa luas dan beragam kegunaannya. Sribuddies pasti sudah sangat sering menemukan berbagai karya manipulasi foto dalam bentuk iklan cetak di media massa, billboard sampai poster layanan masyarakat. Tak hanya cerdas menyuarakan pesan yang dikandungnya, karya manipulasi foto yang dikerjakan dengan detil bisa juga memanjakan setiap mata yang melihatnya. Beberapa diantaranya bahkan sampai terpajang di museum, atau membuat para netizen (penjelajah dunia maya) terpukau.

Dalam dunia manipulasi foto, batasannya hanyalah seberapa dalam dan menakjubkannya kreativitas kamu. Nah, kalau kamu sudah tidak sabar ingin segera membuka Photoshop dan bereksperimen dengan koleksi foto-fotomu, coba deh sribuddies Siapa tahu saja, bisa menambah inspirasimu dalam menghasilkan manipulasi foto yang sempurna. Selamat berkreasi, sribuddies.



















Tinggalkan comment donk...















Read more - Kumpulan Foto-foto Manipulasi