Kota Tarakan merupakan satu-satunya kota di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia dan juga merupakan kota terkaya ke-17 di Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 250,80 km² dan sesuai dengan data Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana, Kota Tarakan berpenduduk sebanyak 239.787 jiwa. Tarakan atau juga dikenal sebagai Bumi Paguntaka, berada pada sebuah pulau kecil.
Semboyan dari kota Tarakan adalah Tarakan Kota "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera).
"Naryoko masih jelas mengingat saat pertama kali menjejakkan kaki di Tarakan, tujuh tahun yang lalu. Bermodal ijazah sekolah menengah ekonomi atas di Surabaya, dia mencari peruntungan di pulau di Kalimantan Timur itu. Cuma butuh seminggu baginya untuk mendapatkan pekerjaan sebagai sopir di sebuah perusahaan es. ”Di sini cari kerja tidak sulit,”kata lajang 26 tahun itu. Ia sudah empat kali ganti pekerjaan sebagai sopir dan kepala gudang. Kini dia bekerja sebagai sopir di Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dengan gaji Rp 1,6 juta. Tarakan ibarat lampu bagi laron".
Pencari kerja terus berdatangan. Pembangunan melaju sejak Tarakan berdiri sebagai kota sendiri, terpisah dari Kabupaten Bulungan, pada 8 Oktober 1997.Adalah Jusuf S.K.,Wali Kota Tarakan 1998-2009, yang berhasil menggerakkan roda pembangunan di pulau 250 kilometer persegi itu. Kota kecamatan yang sejak zaman penjajahan Belanda menjadi ladang minyak itu berubah cepat menjadi kota industri. Pemerintah kota memilih tiga pilar pembangunan: sumber daya manusia, supremasi hukum, dan ekonomi yang berkelanjutan.
Pulau ini bercita-cita menjadi kota jasa dan perdagangan karena ada kesadaran makin menipisnya cadangan minyak. Langkah pertama yang dilakukan adalah membangun gedung-gedung sekolah dan pusat tenaga listrik. Pada 2001, dibentuk Perusahaan Listrik Negara Tarakan, gabungan PT PLN, pemerintah daerah, dan swasta. Tarakan pun menjadi pulau kedua yang memiliki listrik mandiri setelah Batam. Walhasil, pasokan listrik yang bersumber dari gas bumi ini membuat Tarakan terang-benderang di saat listrik Kalimantan masih byarpet. Hebatnya lagi, ketika saudara setanah air masih ngotot minta subsidi listrik, warga Tarakan membayar tarif tanpa subsidi. Itu sebabnya, Jusuf sampai dijuluki “Wagilam” alias Wali Kota Gila Lampu. selain itu kota tarakan akan di canangkan sebagai City Gas berdasarkan program dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia yang sedang berjalan di Tarakan, yakni City Gas , rencananya dalam waktu dekat akan diterapkan secara menyeluruh di Kota Tarakan. Untuk mensukseskan program ini, dari Kementrian ESDM Pusat akan menerapkannya di Kota Tarakan. Bahkan saat ini Kota Tarakan menjadi percontohan City Gas bagi kota-kota lainnya yang ada di Indonesia, seperti Surabaya dan lain-lain,” kata Direktur Umum Perusahaan Daerah (Perusda) Kota Tarakan, Tigor Nainggolan, Rabu (21/11).
Sampai saat ini, program City Gas di Kota Tarakan, sudah mencakup mencangkup 2 dari 20 kelurahan, yaitu kelurahan Karang Balik dan Sebengkok. Dengan demikian proyek yang sudah berjalan hampir 3 tahun ini, rencana ke depan, akan diterapkan di seluruh kelurahan-kelurahan di Kota Tarakan. Sehingga semua masyarakat Kota Tarakan dapat menikmati program City Gas.
City Gas mempunyai banyak keunggulan dibanding kompor minyak tanah, yakni hemat, aman, dan bersih,. Ke depan, hal inilah yang dapat menjadi daya tarik tersendiri masyarakat Kota Tarakan, untuk menggunakan gas alam tersebut.
Jaminan listrik membuat investor banyak masuk ke kota Tarakan. Kendati tak punya tambak, kota pulau ini memiliki penampungan ikan berpendingin dan pabrik pengalengan ikan. Pendapatan per kapita pun terus meroket. Dari hanya Rp 10,7 juta menjadi Rp 25,9 juta pada 2009. Selain oleh listrik, kemajuan Tarakan disokong oleh pelabuhan dan bandar udara. Bandara Juwata, yang melayani penerbangan reguler maskapai Sriwijaya, Batavia, dan Mandala, dapat digunakan pesawat sekelas Boeing 737-300. Jauh lebih maju ketimbang Bandara Temindung di Samarinda, Ibu Kota Kalimantan Timur.
Jalan-jalan diperlebar dari dua jadi empat lajur. Bahkan, di bagian utara, jalannya mencapai lebar 45 meter, hampir sama dengan lebar Jalan M.H. Thamrin di Jakarta. Semua beraspal mulus. Sejak 2001, Tarakan juga memiliki Universitas Borneo. Di tengah kota sedang dibangun rumah sakit umum daerah enam lantai.
Selain sekolah gratis, pemerintah menganggarkan Rp 18 miliar per tahun untuk membayar premi asuransi kesehatan. Alokasi Rp 15 ribu per orang itu sejauh ini baru diberikan kepada 120 ribu dari 192 ribu penduduk. “Asuransi itu bagi warga yang belum terjamin misalnya oleh Astek atau Askes, di luar PNS, TNI, dan Polri atau pegawai swasta,”kata Wali Kota Udin Hianggio, 64 tahun.
Di tengah kota di Jalan Gajah Mada, pemerintah membangun hutan bakau seluas 9 hektare, yang menjadi rumah bagi 23 bekantan (Nasalis larvatus). Hotel, mal, dan gerai bermunculan. Bank, yang sebelum otonomi daerah cuma tiga, kini menjamur jadi 11.“Bank-bank masuk dengan survei mendalam tentang pasar di daerah itu,” ujar Kepala Musyawarah Perbankan Daerah Tarakan Darwin Sanusi. Tarakan merupakan contoh sukses otonomi dan pemekaran daerah. Pakar otonomi daerah, Profesor Ryaas Rasyid, pun angkat jempol. “Dulu cuma satu kecamatan, ditingkatkan menjadi kota administratif. Dulu enggak ada apa-apa. Coba ke Tarakan sekarang, terangbenderang, ekonomi hidup ramai, berapa ratus ribu pendatang datang mencari pekerjaan. Itu ibarat lampu di tengah hutan, semua merapat ke situ,”katanya.
Kota pulau itu belajar dari Singapura, yang jadi bandar di Asia Tenggara meski minim sumber daya alam. Tarakan punya modal berupa letak strategis di utara Kalimantan Timur dan jadi penghubung Malaysia-Filipina dan kawasan timur Indonesia. “Toward Little Singapore”, demikian slogan di gerbang Bandara Juwata.
Foto-Foto Kota Tarakan
Bandara Internasional Juwata
Grand Tarakan Mall
Stadion Datu Adil Tarakan
Wisata Kolam Renang Bais
Hutan Kota Mangrove Tarakan
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
Universitas Borneo
Swiss-Bell Hotel Tarakan
Peta lokasi Kota Tarakan
Koordinat: 3°14'23"-3°26'37" LU
117°30'50"-117°40'12" BT
Provinsi Kalimantan Timur
Dasar hukum UU RI No. 29 Tahun 1997
Tanggal 15 Desember 1997
Pemerintahan
- APBD Rp1,7 Triliun (2013)
Luas 250,80 km²
Populasi
- Total 239.787 jiwa
- Kepadatan 956 jiwa/km²
Demografi
- Zona Waktu WITA
- Kode Area Telepon 0551
- Bandar Udara Int. Juwata
Pembagian administratif
- Kecamatan 4
- Kelurahan 20
- Flora resmi Bakau
- Fauna resmi Bekantan
- Situs web http://www.tarakankota.go.id/